komitmen=

Berkomitmen, menikah, dan punya anak... bisa menjadi hal yang membuat pria merinding saat mendengarkannya. Ah, pria... sebenarnya apa sih yang membuat kalian takut saat mendengarkan kata komitmen dan pernikahan?

Penasaran dengan hal ini, berikut ringkasannya kami sajikan untuk Anda.

Sebenarnya, ada tiga hal utama yang ditakutkan pria dalam berkomitmen:

1. Pria takut bahwa Anda akan mengubahnya

Masing-masing orang punya kepribadian yang istimewa dan berbeda dengan orang lain. Seperti halnya si dia, yang juga punya keistimewaan dan kebiasaan. Contoh sederhananya, ia terbiasa minum teh dengan susu, sedangkan menurut Anda teh dengan susu itu tidak sehat dan dapat membuat gemuk.

Alasan Anda mungkin benar. Tetapi ia sangat menikmati mixing antara teh dan susu yang mengingatkannya pada memori masa kecil, ia dan ibunya. Dan dari hal-hal kecil seperti ini yang memunculkan ketakutan bahwa saat Anda menjadi pasangannya maka Anda akan mengubahnya. Meminta ia tak boleh begini dan begitu.

Girl's Think:

Apa salahnya dengan berubah? Toh memang itu demi kebaikan dia sendiri.

Love's Guide!

Ladies, Anda tak salah bila Anda ingin membuat pasangan berubah demi kebaikan mereka sendiri. Tetapi pahamilah bahwa ada beberapa hal yang memang membuat mereka nyaman dan mereka tak ingin mengubahnya karena terpaksa. Dengan tekanan dan paksaan dari Anda, ia justru merasa terbeban. Dan dalam hubungan yang menjadi beban, kebahagiaan sulit muncul di sana.

2. Pria takut bahwa Anda hanya mencintainya saat ia mampu membahagiakan Anda saja

Bahwa saat ini ia bisa membelikan Anda ini dan itu, ia merasa puas dan bangga. Namun, ia juga khawatir bahwa suatu saat ia tak dapat mencukupi kebutuhan Anda. Bagaimana bila nanti kebutuhan semakin meningkat? Bagaimana bila nanti kebutuhan anak tak mampu dicukupi? Bagaimana dan bagaimana?

Girl's Think:

Ya nggak mungkinlah. Kan cinta kami ini nggak hanya diukur dari materi saja.

Love's Guide!

Anda boleh bersungut-sungut dan demo kepada si dia, bahwa cinta Anda tak sebatas materi semata. Namun, saat suami teman Anda mampu membelikan istrinya mobil baru, membawanya pergi jalan-jalan ke Luar Negeri, apakah Anda lantas diam dan bersyukur saja? Mostly, wanita mudah sekali cemburu dengan hal-hal seperti itu, kemudian menuntut pasangannya untuk dapat berbuat lebih untuknya.

Memang sih, tak semua wanita seperti itu. Banyak juga wanita yang cukup puas dengan apa yang sudah diberikan suaminya kepadanya. Namun, ketakutan pada pria itu tak hanya bisa dihilangkan dengan perkataan Anda bahwa Anda mencintainya. Anda harus bisa meyakinkan dengan sikap bahwa Anda menerimanya apa adanya, dan siap mendampingi serta mendukungnya.

3. Pria takut bahwa Anda terlalu tergantung padanya

Tanpa disadari, wanita semandiri apapun akan menunjukkan sisi manjanya di depan pria yang dicintainya. Mendadak ia yang biasanya pergi ke mana-mana sendiri, menjadi tergantung pada pasangan dan mulai marah bila pasangan tak bisa mengantar dan menjemput. Alhasil, waktu untuk dirinya berkumpul dengan teman atau sekedar berolah tubuhpun dikorbankan demi Anda.

Sepertinya sih dia bisa menerima, tetapi dalam hati pria merindukan kebebasan. Tak heran bila banyak pria akhirnya berbohong kepada pasangan demi ia dapat melakukan sesuatu yang ia suka.

Girl's Think:

Bukannya memang itu adalah tanggung jawab si dia?

Love's Guide!

Benar, Ladies. Tugas pria adalah menjaga dan melindungi kita. Tetapi bukan berarti ia harus menjadi bodyguard setiap saat, menjadi sopir yang sigap mengantar kita ke mana saja kita mau. They have their own life!

Mereka juga sama seperti halnya kita, butuh bersosialisasi dengan teman dan melakukan kegiatan hobbynya.

Perlu dipahami bahwa tiga hal itulah yang mungkin membuat si dia tak kunjung melamar dan meresmikan hubungannya dengan Anda. Bila memang Anda sungguh mencintainya, introspeksi hubungan Anda dan temukan kembali momen manis bersamanya. Saat ia yakin Anda nyaman dan dapat menjadi pendamping, maka tak perlu waktu lama untuknya meminang Anda

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "komitmen= "

Posting Komentar